Kami hanyalah sekelompok mahasiswi biasa. Hanya sekelompok
kupu-kupu yang memiliki aktivitas kuliah-pulang. Kami tidak mengikuti
organisasi ataupun UKM, atau kepanitiaan. Kami hanya mahasiswi biasa yang
setiap harinya pergi ke kampus untuk kuliah dan mengerjakan tugas. Atau hanya
kumpul untuk berbincang dan pulang.
Kami hanya sekelompok mahasiswi biasa. Saat ini berada di
daerah yang sama dan kampus yang sama, tetapi berasal dari daerah berbeda. Dengan
sifat dan karakteristik berbeda. Kesukaan berbeda. Aksen pun berbeda. Ada yang suka berbicara
meledak-ledak dan berdandan. Ada yang suka dengan novel-novel dan akibatnya ia
berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ada pula sang pebisnis
tahu tuna dengan bahasa Jawa alus. Dan terakhir adalah penyuka Jepang dengan
aksen Jawa-Madura. Kami berumur sekitar 20-21 tahunan. Tetapi sama-sama masih
terlihat seperti anak kecil.
Kami bertemu tanpa sengaja. Tanpa direncanakan. Dan mungkin
hanya kebetulan. Awalnya kami berkenalan karena satu kelompok, satu deret
tempat duduk. Awalnya kami tidak terlalu dekat, hanya teman biasa. Berbicara
seperlunya, menyapa secara biasa. Lama kelamaan, kami sering bersama. Kurasa
tidak sampai satu semester. Juga tidak sampai 3 bulan. Tanpa disadari selalu
mencari satu sama lain. Pergi bersama-sama. Makan bersama-sama. Berjalan
bersama-sama. Melewati gedung-gedung kampus bersama, jalan tikus dan jalan Sumber
Sari juga jalan-jalan lainnya.
Kami mengetahui sifat masing-masing. Baik, buruk. Semuanya. Menerima
apa adanya. Seluruhnya, sepenuhnya. Saling mengingatkan. Saling bercerita,
berbagi. Tertawa bersama, sedih bersama.
Kost-an dengan pagar oranye menjadi markas kami. Rumah
sementara yang ditinggali salah satu dari kami. Di sana kami bercerita,
tertawa, tergelak. Penuh kegembiraan. Bermain game, berfoto bersama, menonton
film. Tak kusangka, hal-hal biasa menjadi lebih menyenangkan.
Syukurlah, aku menemukan mereka. Syukurlah, mereka
menemukanku.
Terima kasih, Allah. Engkau telah mempertemukan kami. :-)